Bersama Raja se - Nusantara, Sultan Indragiri XXVII Hadiri Musyawarah Agung Keraton Nusantara III

Bersama Raja se - Nusantara, Sultan Indragiri XXVII Hadiri Musyawarah Agung Keraton Nusantara III
Sultan Indragiri XXVII, Tengku Parameswara Arif, SH bersama istri dan putri tercinta berfoto bersama Walikota Bandung, Ridwan Kamil usai acara Musyawarah Keraton Agung Nusantara
BANDUNG - Kerajaan Indragiri yang dipimpin Tengku Parameswara, SH, Raja Kesultanan Indragiri yang bergelar Sultan Indragiri yang dipertuan XXVII menghadiri acara musyawarah agung ke III untuk memilih pengurus baru Forum Silarurahmi Keraton Nusantara (FSKN) di Bandung, Jawa Barat.
 
Acara yang dimulai sejak hari Kamis (11/5) hingga Sabtu (13/5) tersebut diikuti sekitar 100 anggota dari seluruh Tanah Air. Selain itu juga dimeriahkan dengan festival karnaval kraton se-Tanah Air dan festival budaya dari seluruh dunia. Seperti, kontingen dari Inggris menampilkan parade Ratu Inggris berjalan dengan mahkotanya. 
 
"Keraton merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada saat yang sama, keraton juga menjadi identitas bangsa Indonesia," ujar Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa barat saat membuka Musyawarah Agung Keraton Nusantara 2017.
 
Selanjutnya, acara dimulai dengan digelarnya seminar yang menampilkan sejumlah narasumber dari Komisi X DPR RI, perwakilan Kemendikbud, FSKN, serta Dinas Kebudayaan Kota Bandung.
 
Setelah melalui proses, akhirnya Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat dari keraton Kasepuhan terpilih sebagai  Ketua FKSN.
 
Dalam sambutannya, Ketua FSKN terpilih yang juga Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengatakan bahwa saat ini belum semua keraton bermitra dengan pemerintah daerah. Bahkan, ada pemerintah daerah yang sama sekali tidak memerhatikan keratonnya.
 
Padahal, kata dia, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007, menurutnya sudah jelas tentang keharusan melestarikan keraton. 
 
"Memang, ini sesuai dengan kondisi politik dan demokrasi di daerahnya masing-masing. Tapi saya berharap, daerah mengaplikasikannya," sebutnya. 
 
Sementara itu, Sultan Indragiri XXVII, Tengku Parameswara Arif SH saat dikonfirmasi mengatakan bahwa Musyawarah Agung Keraton Nusantara 2017 ini dilaksanakan untuk membahas program kerja, penyempurnaan AD/ART, dan pemilihan pengurus baru Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN). 
 
Lebih jauh Tengku menyampaikan, pada hari Sabtu (13/5), puluhan delegasi dari keraton-keraton se-Nusantara hadir menyemarakkan Asian African Carnival (AAC) 2017, di Bandung. Dimana para sultan/raja se-Nusantara menjadi saksi peringatan 62 tahun Konferensi Asia Afrika.
 
Selain dari Riau, kata Tengku, juga hadir dari Lampung diwakili Kerajaan Adat Kedatun Keagungan yang dipimpin YTM Seghayo Suttan Besirah Dipuncak Nur Mawardi Harirama dari Kerajaan Kedatun Keagungan, Pak Sipak Kepaksian Pernong yang dipimpin Edwarsyah Pernong Raja Kesultanan Lampung Edward Syah Pernong yang bergelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan XXIII. Kepaksian Pernong membawa pasukan tersebut terdiri dari seratusan pendekar Kerajaan. Kerajaan Gowa, yang membawa pasukan angkatan darat dan angkatan laut kerajaannya. 
 
Kemudian, kontingen dari Sleman, Yogyakarta, dan Surakarta yang lebih mempertunjukkan produk budaya.
 
Dari Sleman, kontingen menampilkan kostum wayang kulit raksasa lengkap dengan seperangkat gamelan. Sementara Yogyakarta dan Surakarta memperlihatkan pakaian khas daerah. Kontingen yang unik adalah dari Kerajaan Bau Bau yang menampilkan kostum parade raksasa yang rumit dan kreatif.
 
Tak ketinggalan, ada pula perwakilan dari mancanegara. India tampil membawakan musik dan tarian khas India yang dinamis dan menghentak-hentak. Korea Selatan juga menampilkan musik dan pakaian tradisional. Selain itu, kontingen ekspatriat dari mancanegara juga turut berpartisipasi, seperti dari Inggris, Mesir, Meksico, Afrika, Jepang, dan Tiongkok. 
 
Rangkaian acara ditutup oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan pada kesempatan tersebut FSKN menetapkan Ridwan Kamil sebagai tokoh budaya.
 
Menurut Ridwan Kamil, perhelatan ini merupakan inspirasi yang dicetuskan melalui Konferensi Asia Afrika. Inspirasi tersebut lantas membawa ratusan negara menuju kemerdekaan dari kolonialisme.
 
"Konferensi Asia Afrika membawa semangat anti penjajahan, membawa semangat anti kolonialisme. Di Gedung Merdeka lahirlah semangat melawan penjajahan," kata Ridwan.
 
Melalui acara itu, Ridwan juga ingin menunjukkan keberagaman bangsa Indonesia dengan hadirnya para sultan/raja dari keraton-keraton se-Nusantara. 
 
"Dari Kota Bandung kita sampaikan pesan semangat kebangkitan dan persatuan Indonesia. Kita sampaikan pesan kebangkitan keraton-keraton Nusantara untuk menjadi tempat yang terhormat di republik ini," pungkas Ridwan. (fer) 

Berita Lainnya

Index