Periode 26 Agustus -1 September, Harga Kelapa Sawit Naik

Periode 26 Agustus -1 September, Harga Kelapa Sawit Naik
Petani sawit Riau / foto: fb Edi Priyanto Maryadi

PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau periode 26 Agustus hingga 1 September tahun 2020 mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, Kamis (27/8/2020). Ia mengatakan, jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 10,01/Kg atau mencapai 0,50 % dari harga minggu lalu.

"Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan naik menjadi Rp 2,012,58/Kg," ujar Defris Hatmaja, Kamis (27/8/2020).

Ia menjelaskan,kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

"Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data," cakapnya.

Untuk harga jual CPO, di PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp 22,57/kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 79,00/Kg dan PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 9,97/Kg dari harga minggu lalu. Sementara di PT Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp. 70,00/kg.

"Sedangkan untuk harga jual kernel, di PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 96,00/Kg dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp 24.34/Kg dari harga minggu lalu," sebutnya.

Dari faktor eksternal, lanjut Defris, kenaikan harga TBS minggu ini karena output CPO Malaysia pada Juli 2020 turun 4 persen dari bulan sebelumnya menjadi sebesar 1,8 juta ton, meskipun negara itu memasuki puncak musim produksi.

"Persediaan minyak sawit Malaysia juga turun hampir 11 persen secara bulanan menjadi 1,69 juta ton pada akhir Juli 2020," sebutnya.

Adapun rilis data produksi dan ekspor itu mencuat bersamaan dengan prospek pemulihan permintaan di beberapa negara konsumen utama CPO, seperti China dan India, yang kembali meningkat. India dikabarkan akan segera mengangkat kebijakan lockdownnya sehingga mencerahkan prospek permintaan yang selama ini tidak begitu baik.

Sementara itu, di China yang terus memberikan sinyal pertumbuhan ekonominya semakin membaik juga diyakini siap memborong CPO untuk memenuhi kebutuhan yang tertunda selama lockdown pada kuartal I/2020. Belum lagi, indeks dolar AS yang mulai kembali menguat sehingga melemahkan ringgit dan membuat CPO menjadi lebih murah bagi investor dengan denominasi mata uang asing lain.

"Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama berada di level 93,138. Oleh karena itu, diprediksi harga CPO dapat menyentuh level 3.400 ringgit per ton hingga akhir tahun didukung banyaknya katalis positif yang tersebar di pasar. Harga CPO masih berada di jalur bullish yang juga akan dorong sentimen penyerapan dari Indonesia yang tinggi," tutupnya.

Berikut ini harga TBS periode 26 Agustus sampai dengan 1 September 2020:

TBS Umur 3th (Rp 1.482,12)
TBS Umur 4th (Rp 1.606,34)
TBS Umur 5th (Rp 1.756,57)
TBS Umur 6th (Rp 1.798,91)
TBS Umur 7th (Rp 1.869,09)
TBS Umur 8th (Rp 1.920,83)
TBS Umur 9th (Rp 1.966,28)
TBS Umur 10-20th (Rp 2.012,58)
TBS Umur 21th (Rp 1.926,55)
TBS Umur 22th (Rp 1.916,81)
TBS Umur 23 th (Rp 1.908,69)
TBS Umur 24 th (Rp 1.827,53)
TBS Umur 25 th (Rp 1.782,90)

#Ekonomi

Index

Berita Lainnya

Index