Dugaan Korupsi BLU Rp7,6 Miliar, Mantan Rektor dan Bendahara UIN Suska Riau Ditetapkan Sebagai Tersangka

Dugaan Korupsi BLU Rp7,6 Miliar, Mantan Rektor dan Bendahara UIN Suska Riau Ditetapkan Sebagai Tersangka
Internet_Veny dijebloskan ke Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru

Riaukarya.com - Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau Akhmad Mujahidin ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi dana Bantuan Layanan Umum (BLU) Tahun Anggaran  2019. Korupsi ini merugikan negara Rp7,6 miliar.

Selain Akhmad Mujahidin, Tim Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Riau juga menetapkan Veny Aprilya sebagai tersangka. Ketika pengalolaan dana itu, Veny menjabat sebagai Bendahara Pengeluaran UIN Suska Riau.

Asisten Pidsus Kejati Riau, Imran Yusuf mengatakan penetapan tersangka dilakukan setelah tim penyidik melakukan gelar perkara. Ditemukan ada alat bukti tindak pidana korupsi yang diduga melibatkan kedua tersangka.

"Dari ekspos (gelar perkara) ditetapkan dua tersangka. Pertama tersangka AM, mantan rektor (UIN Suska Riau), dan VA bendahara penerimaan sekaligus bendahara pengeluaran," ujar Imran didampingi Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau Bambang Heripurwanto, Selasa (21/11).

Untuk diketahui Akhmad Mujahidin juga tersangkut kasus korupsi yang lain. Saat ini Mujahidin berada di dalam penjara Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pekanbaru. Dia terlibat kasus pengadaan jaringan internet di UIN Suska.

Sementara hari ini, Veny dijebloskan ke Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru. Dia dinilai bersekongkol dengan Mujahidin dalam kasus korupsi dana BLU yang merugikan negara Rp7,6 miliar itu.

"Tersangka AM sedang menjalani penahanan sedangkan tersangka VA, barusan kita tahan. Penahanam terhadap kedua tersangka dilakukan selama 20 hari ke depan," kata Imran.

Imran menjelaskan dalam perkara ini, kedua tersangka memiliki peran dalam pengelolaan keuangan dan pemanfaatan dana BLU tahun 2019.

"Akibat perbuatan tersangka terdapat kerugian negara sebesar Rp7,6  miliar. Hal itu berdasarkan hasil pengitungan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan  dan Pembangunan) Riau," jelas Imran.

Setelah ditetapkan tersangka, tim penyidik akan melengkapi berkas perkara. Tim  Penyidik akan memanggil kembali saksi, dan memeriksa tersangka.

Menurut Imran, tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain dalam kasus tersebut. "Tim penyidik akan memaksimalkan penyidikan. Jika ditemukan fakta-fakta baru yang mendukung dan alat bukti, akan kami sampaikan," ucap Imran.

Kedua tersangka dijerat pasal primer, yakni Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor  RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Selain itu, mereka juga dijerat pasal sekunder yakni Pasal 3 dan  Pasal 18 UU Nomor  RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Untuk diketahui dana BLU yang bersumber dari APBN dengan Pagu Anggaran Rp129.668.957.523. Diduga terjadi penyimpangan dalam pengelolaam dana tersebut.

Dugaan korupsi ini mulai diselidiki dari penyelidikan ke penyidikan pada Rabu (11/5/2022). Ketika itu, Surat Perintah Penyidikan ditandatangani oleh Kajati Riau, Jaja Subagja.

Selama proses penyelidikan dan penyidikan, tim penyidik sudah memeriksa  belasan saksi. Di antaranya mantan Kepala Bagian (Kabag) Keuangan UIN Suska, Hanifah, lalu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di UIN Suska Riau, Suriani.

Jaksa penyidik juga memanggil Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan (AUPK) sekaligus Pejabat Perintah Membayar (PPM), Ahmad Supardi, dan Gudri selaku Kepala Pengawas Internal (SPI), dan lainnya.

Sebelumnya, Kejati Riau menyelidiki laporan dugaan penyimpangan pengelolaan dan penatausahaan kas UIN Suska tahun anggaran 2019 yang tidak memadai dan terdapat belanja yang tidak diyakini kewajarannya sebesar Rp42.485.278.171.

Informasi dihimpun, beberapa belanja yang tidak wajar itu disinyalir untuk urusan pribadi dan keluarga Rektor UIN Suska saat itu,. Seperti, pembelian tiket pesawat untuk putri Akhmad Mujahidin senilai Rp1.449.400 pada bulan Mei 2019.

Kemudian, ada pembelian tiket pesawat untuk orangtua Akhmad Mujahidin tujuan Pekanbaru-Surabaya pada Bulan Juli 2019. Ada juga pengeluaran kas untuk biaya pulang kampung rektor ke Malang sebesar Rp10 juta.

Akhmad Mujahidin juga pernah menerbitkan surat tugas untuk istrinya yang bukan pegawai negeri di lingkungan UIN Suska pada acara Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) di Malang tahun 2019. Ada juga proyek yang dimenangkan keluarga sang rektor dan bermasalah.**

#KPK

Index

Berita Lainnya

Index