Miris, Kuota PPPK Guru Kota Dumai Bakal Diisi oleh Orang Luar

Miris, Kuota PPPK Guru Kota Dumai Bakal Diisi oleh Orang Luar

DUMAI - Pasca berakhirnya tes PPPK (Pegawai Pemerintah Perjanjian Kontrak) khusus Tenaga Pendidik Kota Dumai yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Dumai selaku perpanjangan tangan Kementrian Pendidikan Nasional RI di Kota Dumai.

Tes yang dilaksanakan di beberapa gedung sekolah SMK/SMA ini menimbulkan beberapa keluhan dari peserta tes, terutama peserta yang sudah berusia lanjut (35+) dan K2 (verifikasi 2005) yang tercecer yang notabene sudah mengabdi sebagai tenaga pendidik hampir belasan tahun dengan penghasilan yang sampai saat ini belom mencapai kategori "standart" apalagi untuk kategori "memuaskan".

Dalam tes PPPK 2021 ini Kemendiknas RI membuat ketetapan score/point dalam menghitung pencapaian PG (passing gread) untuk tiap tiap kelompok tes yang sudah dibakukan oleh Kemendiknas RI seperti untuk Kompetensi Teknis PG = 320, Manajerial dan Sosiokultural PG = 130 dan Wawancara PG = 24. Dalam analisa umum untuk PG = 320 adalah angka yang sangat tinggi untuk Kompetensi Teknis apa lagi buat peserta tes yang boleh dikatakan tua dari sisi usia dan sudah tentulah dari sisi energi tubuh dan berpikirnya sudah sangat jauh menurun mengimbangi usia. 

Sehingga Kemendiknas RI memberi bantuan nilai kepada usia 35+ dan K2 dengan tambahan 50 untuk K2 dan 75 untuk usia 35+, namun bantuan nilai ini kurang adil bila dibandingkan dengan kelompok SERDIK ( Sertifikasi Pendidik) yang secara otomatis mendapat tambahan nilai Kompetensi Teknis sebesar 500, sementara di dalam kelompok Serdik ini ada yang masa pengabdiannya belum seberapa lamanya dan berada di usia muda yang masih energik dalam berpikir.

Tentunya ketidakadilan ini memicu mantan Ketua Guru Bantu Provinsi Riau Erwin Sitompul angkat bicara.
"Hal ini jelas menciderai pejuang pejuang Tenaga Pendidik khususnya Guru di Kota Dumai yang sudah lama mengabdi di sekolahnya masing-masing namun sampai saat ini belum memiliki kesempatan untuk diangkat jadi ASN, apakah Pak Walikota tega melihat guru-guru yang sudah sekian lama mengabdi namun tidak di hargai sama sekali oleh pengambil kebijakan di pusat sana," tegas Erwin.

Lain lagi harapan Tokoh Penggiat Narkoba Kota Dumai bung Golan Lubis mengatakan
"Sudah semestinya lah pengabdian Tenaga Pendidik khususnya di Kota Dumai ini kita bantu dalam memperjuangkan masa depan mereka yang lebih baik agar kwalitas pendidikan di Kota Dumai ini juga akan baik ke depannya, "saya berharap Pak Walikota, Ketua DPRD Kota Dumai, Komisi 1 DPRD Kota Dumai, DPRD Provinsi Riau, Datok Seri Syahruddin Husin dan Tokoh Pendidikan Kota Dumai, ayok kita sama sama berjuang dalam hal ini dalam meningkatkan kesejahteraan guru anak anak kita ini, agar kesempatan Guru kita yang ada di Kota Dumai ini tidak diambil oleh orang luar, kepada Pak Menteri Pendidikan Nasional mohon kebijakan score/nilai tes PPPK 2021 untuk di tinjau ulang sebelum di umumkan pada tanggal 24 September 2021ini," ungkap Golan.

Dalam wawancara Sabtu 18/09/2021 di kedai Ketupat Pitalah Maimbau Kota Dumai selain dua tokoh di atas awak media juga meminta harapan perwakilan peserta tes yang namanya tidak mau ditulis yang mengatakan "Kami kalau bisa pak tak usah dites lagi, karena kami sudah lama mengajar usia juga sudah tua, murid kami aja udah banyak jadi orang seperti Polri, TNI dan lain lain pak dan kami tak sanggup lagi berpikir lama-lama seperti anak yang baru lulus kuliah pak, tolong sampaikan hal ini ke Pak Menteri," ungkapnya dengan sedikit sedih.

#Dumai

Index

Berita Lainnya

Index