Pro - Kontra Kebijakan Pemerintah

Di Desa Bukit Lipai Inhu, Kadusnya Dimutasi Warga Tersinggung

Di Desa Bukit Lipai Inhu, Kadusnya Dimutasi Warga Tersinggung
Kades Bukit Lipai Indro Suryo Wibowo,Sos bersama mantan anggota BPD lama saat masih bermitra kerja tempo lalu

INHU - Kepala dusun yang dulunya dipilih secara demokrasi, sekarang bisa dimutasi oleh Kepala desa karena Peraturan Pemerintah (PP) yang berlaku saat ini. Namun faktanya, ibarat bayi yang dijejali jengkol warga dusun mengiak dan kaget oleh sebab Kadusnya dimutasi tiba tiba. Seperti halnya Kadus 03 desa Bukit Lipai kecamatan Batang Cenaku kabupaten Indragiri Hulu, Nono Riono. 

Nono diletahui saat ini menjabat Kaur di desa Bukit Lipai karena mutasi jabatan yang dilakukan oleh Kepala Desa Bukit Lipai, Indro Suryo Wibowo.S.Sos belum lama ini. Pemutasian jabaatan itu dilakukan katena jabatan salah satu kaur saat itu lowong oleh karena Kaur lama, Tan Kusnadi mundur dari jabatan. Pemutasian pun sontak membuat warga dusun setmpat tersinggung, bahkan marah dalam rapat serah terima jabatan (Sertijab) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) minggu lalu. 

Sampai sampai salah seorang warga, Sapari (53) mencak mencak di depan Kades dalam acara yang dihadiri sedikitnya 30 orang. Tak beda, Mujino (64) juga melakukan protes. Menurut warga, prilaku Kades memutasi Kadus itu tidak menyalahi undang undang apapun namun secara etika Kades dianggap tak memiliki hati terkait bagaimana perasaan warga ketika mencabut Kadus terpilihnya itu secara tiba tiba tanpa sepengetahuan warga. Bahkan ungkapan " tak punya hati " ini juga disampaikan oleh mantan anggota BPD setempat Budiyono. Dikatakan Budi  hendaknya Kades bisa sedikit memanusiawikan warga Dusun 03. 

Pasalnya, disekitar 4 tahun lalu, Nono Riono itu dipilih langsung oleh warga dengan penuh harapan selalu dekat dengan warga. Namun pada akhirnya ia pun kini dusuk dibawah atag gedung kantor di pisat desa yang punya jarak sekitar 2 km. Menurut Budi hasil demokrasi warga sebaiknya di hargai dengan cara pamit ketika hendak mempekerjakan pilihan itu dilain tugas, baik oleh Kades ataupun Kadusnya sendiri, " ini dua duanya diam seribu bahasa tiba tiba sudah pindah kerja gitu aja " ujar Budi. 

Selain itu juga Budi beranggapan Kades sudah tidak memptioritaskan lagi upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) buat generasi. Banyak anak anak muda lulusan sarjana di desa itu dan mereka butuh diajari kerja demi masa depan karir dan sebagainya. Memang benar yang dilakukan Kades itu sesuai sudah dengan peraturan pemerintah saat ini, tapi kata Budi dirinya belum pernah membaca poin peraturan itu dengan kalimat yang mengharuskan , " tidak ada tuh satu ayatpun yang mengharuskan memilih pak Nono saat Kades di seluruh Indonesia harus mengangkat kaur saat jabatan lowong " tukasnya. 

Dicecar oleh warga, Kades beralasan memprioritaskan dusun 03 supaya merasa ada keperwakilan masyarakat dusun yang duduk di kantor desa. Menurut Budi, bisa jadi tapi jika ini hanya membuat kontra warga untuk apa, toh prinsip itu juga keberpihakan. Kata Budi lagi, lebih baik seleksi atas dasar kualitas daripada memilih orang yang masih diharap kinerjanya sebagai dusun di lingkungan, " bukan karena masyarakat awam tapi ini sudah urusannya hati. Barang kali Pak Nono itu sangat dicintai warga atau sebaliknya Pak Nono itu sudah tidak patut lagi bekerja " ujar Budi. 

Senada dari dampratan Sapari yang mengatakan sangat menyayangkan kebijakan itu. Sapari pun tak segan mengatakan sebaiknya pak Nono terus terang jika sudah tidak mampu bekerja jadi Kadus, " warga hanya butuh penjelasan terlebih dahulu ketika ada pemimpin hasil pilihannya keluar atau pindah kerja. Tidak sanggup kah menjadi kadus, capek atau kami ini terlalu bandal di atur, atau barang kali sudah tak tahan jadi Kadus karena semua warganya bandel " tukas Sapari yang diamini semua orang yang hadir dalam rapat. 

Namun Kades Bukit Lipai Indro Suryo Wibowo A.Sos saat dikonfirmasi awak media ini, sabtu (20/5/2023) sekira pukul 10.00 WIB mengatakan ketidakpuasan warga itu mulai mereda. Sebab Kades mengaku setelah rapat minggu lalu dirinya melakukan diskusi sampai larut malam bersama para tokoh masyarakat termasuk Sapari. Dikatakan Kades para tokoh masyarakat itu menyelipkan harapan terkait pembagunan mushala terdekat. 

" Setelah rapat malam itu saya diskusi dengan beberapa tokoh di rumah pak safari sampai jam 12, banyak hal yg akan di diskusikan dan di rembug kedepan, salah satunya pembangunan mushola tsrsebut " balas Kades. 

" makanya jadi orang jangan kasak kusuk dulu, atau ribut dulu, lebih baik tanyakan langsung saja. Kasian yang tulus dan perduli dengan perasaan orang jadi tumbal aja ketika mewakili aspirasinya " tutup Budi menanggapi mengaku kecewa dengan dalih atas nama harga diri dan perasaan masyarakat.(by)
 

Berita Lainnya

Index