Petani F9: Kalau Dana PSR Udah Cair Tunggu Apa Lagi, Segera Saja Sawit Kami Ditumbang

Petani F9: Kalau Dana PSR Udah Cair Tunggu Apa Lagi, Segera Saja Sawit Kami Ditumbang
Lahan sawit masyarakat Desa Sungai Keranji, Kec. Singingi

KUANSING - Replanting sawit atau Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang merupakan program Pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan produktivitas kelapa sawit di Desa Sungai Keranji, Kecamatan Singingi Kabupaten Kuansing, belum berjalan sebagaimana harapan petani.

Karenanya, meskipun dana bantuan dari BPDPKS sudah disalurkan pada akhir Maret lalu, namun pengerjaan tumbang chipping di lapangan hingga kini memasuki minggu kedua Juni sama sekali belum dimulai.

Terkait kondisi ini, wartawan media ini dan sejumlah media lainnya pun menelusuri ke lapangan medatangi sejumlah petani di Desa Sungai Keranji (F9) yang ikut pada program PSR tersebut.

Kepada petani ditanyakan terkait pengerjaan replanting di wilayahnya yang hingga kini sama sekali belum berjalan. Sejumlah petani pun menjawab pertanyaan awak media, bahwa mereka tidak mengetahui apa penyebab pengerjaan di lapangan belum dimulai.

Salah satu petani juga tokoh masyarakat (Mantan Kepala Desa) F9, Slamet Yuwono, menyatakan siap jika sawitnya ditumbang dan ia serius menyukseskan program peremajaan sawit atau replanting yang pendanaannya dibantu oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu.

"Iya Mas, kebun sawit saya memang ikut replanting seluas dua hektare karena usia sawit sudah 29 tahun, makanya hasilnya tidak produktif lagi. Soal kenapa hingga sekarang belum juga ada proses penumbangan itu saya tidak tahu persis, mungkin dana belum cair, atau bibit belum tersedia." 

"Karena saya belum diberitahu oleh pihak KUD apakah dana sudah cair atau belum. Yang jelas secara pribadi saya berharap replanting ini dapat segera berjalan sebagaimana mestinya. Artinya, kalau dana sudah cair besok pun siap sawit saya ditumbang," tegasnya.

Begitu juga dengan Harmi (48) sebagai peserta ikut PSR seluas dua hektare, ia juga tidak mengetahui kalau dana bantuan PSR dari pemerintah pusat sudah dikucurkan oleh BPDPKS ke petani sejak sekitar dua bulan lalu. Hingga saat ini dia belum mendapat info karena belum diberitahu oleh pihak KUD setempat. Kendati demikian ia menyatakan kesiapan dan komitmen untuk menyukseskan program peremajaan sawit rakyat. 

"Udah cair ya, kok sampe hari ini saya belum tahu dana PSR itu sudah cair, mengapa saya belum dapat info dari KUD ya? Jadi kalau memang dana sudah cair dan bibit sudah tersedia terus mau nunggu apalagi, silahkan sawit saya ditumbang dan ditanami bibit yang bagus," katanya, beberapa hari lalu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Jawali (52) warga Dusun II Desa Sungai Keranji itu, ia tidak mendapat info karena tidak diberitahu oleh kelompok tani atau pengurus KUD bahwa dana bantuan replanting untuk petani sawit tersebut sebelumnya sudah dicairkan oleh pihak BPDPKS.

Menurutnya, jika dana itu sudah cair diharapkan kepada pengurus kelompok tani dan pihak KUD untuk segera menjalankan proses replanting. Karena PSR dari pemerintah ini sangat membantu masyarakat kecil seperti dirinya yang memiliki kebun sawit seluas dua hektare yang butuh peremajaan karena tidak produktif lagi.

"Kita akan rugi kalau tak ikut program replanting dari pemerintah ini, karena kesempatan tidak datang dua kali. Lumayan dibantu cuma-cuma 60 juta untuk biaya peremajaan sawit seluas dua hektare. Jadi, kalau memang dana bantuan replanting sudah cair dan bibit sudah tersedia pula, kalau ditanya apakah saya sudah siap? Jangankan minggu depan, besok pun sawit saya ditumbang ya silahkan. Jangan nunggu lama-lama, lebih cepat lebih baik," tutur Jawali.

Di tempat terpisah Kepala PPKS Medan Unit Kebun Lado, M. Ali Tanjung selaku pihak penyedia bibit sawit untuk kebutuhan PSR di sepuluh Desa di Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir, Kuansing, dengan tegas mengatakan, bahwa pihaknya tetap berkomitmen menyediakan bibit bersertifikasi siap salur kepada petani yang tergabung pada program peremajaan sawit masyarakat di sepuluh desa tersebut. 

Hal ini tak terkecuali desa Sungai Keranji (F9), bibit untuk memenuhi kebutuhan replanting di desa tersebut dipastikan tersedia dan siap disalurkan ke petani.

"Kita dari PPKS tetap komitmen dalam penyediaan bibit sawit unggul siap tanam. Saat ini stok bibit kita yang siap disalurkan untuk kebutuhan replanting di Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir ada sekitar 250 ribu batang. Seperti untuk kebutuhan replanting sawit petani di Desa Sungai Keranji itu bibit kita banyak kok tersedia. Jadi, petani tak usah ragu karena stok bibit kita selalu ready," ungkap Tanjung.

Kepala Koodinator Lapangan PT. GTW, Wahyudi selaku pihak kontraktor pelaksana pekerjaan tumbang chipping terhadap lahan petani yang tergabung pada program PSR di Kuansing itu menuturkan, bahwa pihaknya siap mengerjakan pekerjaan replanting pada areal lahan petani di Kecamatan Singingi salah satunya desa Sungai Keranji yang mana hingga saat ini belum melaksanakan proses tumbang chipping. Hal itu sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam menjalankan perjanjian kontrak yang disepakati bersama pihak-pihak terkait.

"Pastinya kita selaku kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tumbang chipping tetap berkomitmen menuntaskan pekerjaan sesuai kontrak yang sebelumnya sudah disepakati bersama. Karenanya, peralatan kerja dan tenaga kerja kita selalu siap mengerjakan replanting tumbang chipping hingga proses lubang tanam pada program PSR di Kuansing ini," jelasnya.

Terkait hal di atas, Ketua KUD Makarti Desa Sungai Keranji, Saman ketika dimintai tanggapan oleh wartawan mengatakan, bahwa proses replanting kebun sawit milik masyarakat yang tergabung dalam 23 kelompok tani di KUD Makarti dengan luas lahan sekitar 800 hektare itu, hingga saat ini memang belum masuk pada tahap pengerjaan tumbang chipping. Untuk proses pengerjaan tersebut akan dimulai selambatnya pada  awal Januari 2022 tahun depan.

"Memang benar bahwa dana bantuan untuk petani pada program peremajaan sawit rakyat yang tergabung di KUD Makarti yang total luas lahan sekitar 800 hektare itu, sebelumnya sudah pencairan, dana cair sekitar akhir Maret lalu dan uangnya disimpan di bank. Sementara ini kita agendakan awal Januari tahun depan sudah dimulai pengerjaannya. Artinya, kalau semua persiapan sudah matang bisa saja jadwal dimajukan sebelum Januari nanti itu sudah mulai tumbang chipping."

"Yang jelas sebelum kita memulai tumbang chipping terlebih dahulu kan kita harus sepakati bersama kelompok taninya, selain itu kita juga mesti cek ketersediaan bibit, makanya bulan depan kita cek lagi bibitnya. Meski demikian saya yakin di lapangan ndak ada kendala, baik penyedia bibit maupun pihak kontraktor pelaksana tumbang chipping. Saya rasa mereka siap menyukseskan program peremajaan sawit masyarakat di Sungai Keranji," ungkap Saman kepada wartawan saat ditemui di Sungai Keranji kemarin.

#Kuansing

Index

Berita Lainnya

Index