Ekspos Pemprov Riau, Kemiskinan Menurun Penggangguran Malah Melonjak

Ekspos Pemprov Riau, Kemiskinan Menurun Penggangguran Malah Melonjak
Gubernur Riau
PEKANBARU - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, mengaku bingung dengan kondisi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau. Pasalnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau triwulan I tahun 2016 berhasil berkontribusi sebesar 5,32 persen kepada nasional.
 
Hal itu pun diimbangi dengan tingkat kemiskinan di Riau yang lebih rendah dibandingkan kemiskinan nasional, yakni Riau berada diangka 7,67 lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencapai 10,7 persen.
 
Anehnya, tingkat pengangguran di Riau tercatat mencapai 7,43 persen dan diketahui justru lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada diangka 5,61 persen.
 
"Ini data yang dihimpun BPS, bukan dibuat-buat. Kalau dilihat-lihat, aneh juga. Kemiskinan menurun, PDRB tertinggi kelima di nasional dan tertinggi di Pulau Sumatera, kenapa tingkat penggangguran justru lebih tinggi dari nasional," kata Gubri saat membuka rapat ekpose arah dan kebijakan Provinsi Riau, di kantor Bappeda Riau, Rabu (25/1).
 
Perekonomian Provinsi Riau triwulan I tahun 2016 tumbuh sebesar 2,34 persen membaik bila dibandingkan triwulan I tahun 2015 lalu. Yang mana, pertumbuhan ekonomi didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi 2,92 persen dan administrasi pemerintahan dengan kontraksi 5,07 persen.
 
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengadaan listrik dan gas yang mencapai 19,6 persen, diikuti sektor jasa lainnya yang mencapai 5,65 persen, dan Industri pengolahan sebesar 5,48 persen.
 
Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar berlaku triwulan I tahun 2016 mencapai Rp162,19 triliun dan atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp110,20 triliun.
 
Secara spasial pada triwulan I tahun 2016, Riau berkontribusi sebesar 5,32 persen. Sehingga tahun 2016 lalu, Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-5 di Indonesia dan terbesar di Pulau Sumatera. (rtc)

Berita Lainnya

Index