Desa Batang Tumu - Inhil

Destinasi Wisata Mangrove yang Tersembunyi

Destinasi Wisata Mangrove yang Tersembunyi
Sunset yang menawan di Desa Batang Tumu
(WeTravel) - Hutan Mangrove atau dikenal dengan sebutan hutan bakau, berfungsi atau bermanfaat untuk menahan gelombang air laut yang masuk ke daratan. Dengan adanya hutan bakau, maka abrasi atau pengikisan tanah pinggir pantai dapat dikurangi. Oleh karena itu, fungsi hutan mangrove bagi lingkungan sangat penting, terutama saat ada gelombang besar air laut masuk ke daratan.
 
Desa Batang Tumu yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau merupakan jalur transportasi yang sering dilewati pedagang. Untuk melindungi wilayah Desa dari Abrasi, hutan bakau sangat diperlukan. Selain funginya, Ekosistem mangrove menjadi produk wisata yang menarik karena menyajikan fenomena alam yang beragam, mulai dari keanekaragaman jenis mangrove, jenis – jenis fauna yang terdapat dalam ekosistem tersebut seperti burung, mollusca (siput atau keong), ikan, jenis-jenis crustacea (kepiting) dan hewan-hewan lainnya.
 
Di Desa yang terletak di perbatasan Kecamatan Mandah dan Gaung Anak Serka (GAS) ini, bisa menjadi tempat alternatif berkunjung saat liburan akhir pekan. Para pengunjung bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang hutan mangrove dan fungsinya bagi lingkungan, proses terjadinya suksesi, dan berbagai pengetahuan lainnya terkait ekosistem mangrove.
 
Untuk menuju ke wilayah ini sangatlah mudah dari Ibukota Tembilahan menuju Pasar Tokolan. Menggunakan transportasi umum speed boat, pengunjung dikenakan tarif hanya Rp95000 satu kali perjalanan dengan waktu 2 jam. Melewati sungai Indragiri yang terhubung ke laut, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan hutan bakau dikiri dan kanan sungai.
 
Pengunjung berasal dari Pekanbaru Abdillah mengatakan, dirinya berkunjung karena penasaran setelah melihat foto dari rekannya di media sosial. “Disini hutan mangrovenya masih alami. Udara pagi sangat sejuk, tidak kalah dengan wilayah pegunungan. Satwa yang hidup di hutan dan di air beragam. Sangat cocok untuk liburan dan edukasi” ujarnya.
 
Fajar, mahasiswa asal Bandung juga merasakan sensasi kawasan mangrove di Desa ini. “Didaerah saya hutan mangrovenya buatan, disini alami. Lucunya, air sungai disini asin. Sangat bagus untuk penelitian dan pengembangan” ungkapnya. “Hanya saja, memang fasilitas wisatanya belum ada. Pengunjung diuntungkan dengan masyarakatnya yang ramah” lanjutnya.
 
Setelah lelah berkeliling menikmati indahnya hutan bakau, saat sore hari pengunjung akan disuguhkan pemandangan menarik. Anda bisa menyaksikan sunset yang berada di bagian barat kampung ini. Anda bisa berselfie ria dari segala sudut.
 
Kedepannya, pemerintah diharapkan dapat membantu mengembangkan fasilitas untuk pengunjung dikawasan ini. Seminal jalan setapak mengelilingi hutan bakau, jembatan kecil, seperti halnya di Pantai Solop. Sebab, dari segi wisata, Desa Batang Tumu ini sangat unik. Jenis dan Ekosistem Mangrove dikawasan ini sangat lengkap, satwanya pun beragam. (pra)

Berita Lainnya

Index