Ketika Masyarakat Riau Didera Asap Karhutla, Gubernur Syamsuar Malah ke Thailand

Ketika Masyarakat Riau Didera Asap Karhutla, Gubernur Syamsuar Malah ke Thailand
Foto: internet

PEKANBARU - Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus menyelimuti wilayah Riau. Asap pekat tersebut membuat kualitas udara turun ke status tidak sehat. Sementara masyarakat yang terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terus bertambah.

Saat Riau berasap, Gubernur Riau Syamsuar malah memilih berangkat ke Thailand untuk menghadiri pertemuan IMT-GT ke 25 tanggal 10-13 September di Krabi. Selasa kemarin, Gubernur Syamsuar sudah di Jakarta untuk menerima JDIHN (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional) Award dari Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly. 

Wakil Gubernur Edy Natar Nasution usai salat istisqa berjamaah di lapangan kantor Gubernur Riau di Pekanbaru, Rabu pagi mengatakan, Gubernur dalam kondisi sehat dan kini berada di Jakarta untuk melanjutkan tugas ke Thailand.

“Beliau ada di Jakarta, sehat Alhamdulillah. Kebetulan beliau sedang ada tugas, beliau mau ke Thailand juga, ada tugas luar,” kata Edy Nasution.

Gubernur Syamsuar sejak awal pekan ini memang tidak terlihat di Pekanbaru. Saat rapat evaluasi penanganan Karhutla bersama tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa kemarin, gubernur juga tidak hadir dan hanya Wagubri Edy Nasution yang hadir. 

Padahal, Syamsuar merupakan Komandan Satgas Karhutla Riau dan jabatan itu untuk pertama kalinya dipegang kepala daerah. Karena biasanya, jabatan tersebut selalu diemban TNI.

Saat salat istisqa berjamaah, Rabu pagi, Syamsuar kembali mewakilkan kepada Edy Nasution. Selain itu, ketika Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo meninjau penanganan Karhutla di Riau, Rabu ini, Syamsuar sebagai Komandan Satgas Karhutla Riau juga tidak hadir.

Meski demikian, Wagub Edy Natar Nasution mengatakan, wewenang Komandan Satgas Karhutla tidak didelegasikan kepadanya oleh Syamsuar. “Komandan Satgas tetap, beliau walau tidak ada di tempat kendali tetap bisa, gak ada masalah,” kata mantan Komandan Korem 031 Wirabima tersebut.

Pengamat sosial dari Lembaga Advokasi Publik Rawa El Amady menyayangkan sikap Gubernur Syamsuar bepergian ke luar negeri saat kabut asap makin memprihatinkan. Menurutnya, gubernur sebagai kepala daerah yang dipilih rakyat, seharusnya mengedepankan persoalan kemanusiaan, untuk bersama masyarakat menuntaskan masalah Karhutla Riau.

“Artinya dia menomorduakan rasa kemanusiaan, apa yang terjadi akibat dari asap ini. Karena asap ini persoalan kemanusiaan, bukan hanya persoalan ekonomi dan pemerintahan," ujarnya.

Dia menilai, Syamsuar tidak optimal dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Gubernur dan Komandan Satgas Karhutla Riau. “Sebagai pejabat publik dan politik, tanpa dia sebagai Komandan Satgas Karhutla pun, penanganan Karhutla sudah jadi tanggung jawab gubernur. Apalagi, dia komandan Satgas Karhutla,” katanya.

Rawa mengaku pesismistis dengan kondisi seperti sekarang ini persoalan Karhutla Riau bisa ditangani dengan cepat. Sebabnya, saat kondisi kabut asap semakin parah, kepala daerah selaku komandan satgas seakan tidak memandang hal tersebut penting dan dijadikan perhatian khusus.

“Kalau saran saya, lebih baik dia (Syamsuar) mundur dari jabatan Komandan Satgas. Serahkan saja kepada TNI. Minta ke pemerintah pusat mengambil alih penanganan dan menunjuk komandannya dari TNI. Karena ini tak akan selesai-selesai, daerah seperti tidak sungguh-sungguh,” kata Rawa El Amady.***
 

#Pekanbaru

Index

Berita Lainnya

Index