Kisah Rony Gunawan, Bos Taksi yang Mobilnya Beroda Delapan

Kisah Rony Gunawan, Bos Taksi yang Mobilnya Beroda Delapan

Riaukarya.com - Modifikasi mobil kini semakin digemari. Dengan mengubah tampilan dasar mobil, memodifikasi kendaraan roda empat jadi terlihat lebih menarik dan unik.

Modifikasi mobil dapat dilakukan dengan cara yang ringan seperti penambahan aksesori untuk mempercantik tampilan. Ada juga yang ekstrem seperti mengubah warna asli kendaraan atau fungsinya.

Rony Gunawan, pengusaha taksi Gemah Ripah asal Bandung ini kembali meluncurkan modifikasi mobil ekstrem.

Sukses menghadirkan Toyota New Limo bermuka dua pada Januari 2018 lalu, pria berusia 72 tahun ini kembali hadir dengan sedan beroda delapan.

Walau sudah dimodifikasi, armada taksi yang diambil dari Toyota All New Limo generasi ketiga produksi 2013 ini, tidak ada perubahan pada bagian mesin.

"Kalau mesin tidak ada yang diubah sama sekali. Hanya bagian eksteriornya dicat, rodanya ditambah, sasisnya ada perubahan dan pada bagian pintu yang berubah," ujar Rony kepada Liputan6.com, Sabtu (19/1/2019).

Rony mengatakan, modifikasi dilakukan sejak 29 Agustus 2018. Sama seperti pendahulunya 'si muka dua', mobil beroda delapan ini ditargetkan rampung akhir Januari ini.

"Tinggal di bagian interiornya saja. Mudah-mudahan selesai seperti yang pertama, waktu itu beresnya juga Januari," katanya.

Pool Taksi Gemah Ripah milik Rony beralamat di Jalan Babakan Cibeureum No. 21. Tepatnya berada di perbatasan kota Bandung dan Cimahi.

Garasi taksi ini cukup besar. Pada bagian tengah terdapat bangunan utama. Di dalamnya terdapat ratusan mobil taksi Gemah Ripah. Pada bagian luarnya juga terdapat beberapa mobil taksi yang tengah diperbaiki. Mobil-mobil itu akan diremajakan untuk dijual kembali.

"Kalau sekarang dijual paling Rp 75 juta," kata Roni.

"Dari 513 mobil sudah pada dijual. Sekarang sisa 200 lebih. Yang tidak beroperasi ada seratus lebih," kata dia.

Padahal, taksi-taksi konvensional miliknya tidak ada satupun yang bermasalah. Mesinnya masih menyala dengan baik. Tidak juga ada tanda-tanda bekas tabrakan.

"Awal mulai kerasa tidak operasi itu sekitar 2017. Taksi online kan mulai banyak, ya taksi-taksi ini kena imbasnya juga. Akhirnya di parkir di sini," kata Rony menjelaskan.

Rony mengakui pernah ikut menyampaikan kegundahannya ke beberapa pihak termasuk ikut memprotes keberadaan taksi online. Namun seiring waktu, kehadiran taksi daring tak terbendung.

"Mau bagaimana lagi, sudah banyak yang keluar kerja karena kita kalah bersaing. Dari seribu sopir, sekarang cuma 300 orang. Kerjanya shift, 24 jam kerja lalu besoknya libur," ujarnya.

Di balik rasa gundah karena sulitnya persaingan di dunia transportasi, tercetus ide spontan memodifikasi mobil taksi yang menganggur di garasi Rony.

"Awalnya saya bikin modif mobil muka dua karena di pool kita banyak taksi yang tidak beroperasional. Iseng saja saya bongkar dua mobil jadi satu," ujarnya.

Saat membuat mobil bermuka dua, Rony memanggil dua orang tukang las. Mobil buatan tahun 2012 dibelah jadi dua. Bagian ekor dibuang, hanya mempertahankan bagian depan yang berisi mesin dan transmisi saja.

"Setelah selesai dimodif, saya panggil dua tukang catnya. Jadi hanya empat orang saja yang mengerjakan modifikasi," katanya.

Rony mengaku tak punya kemampuan menggambar. "Saya tidak bisa gambar, desain juga tidak bisa. Semuanya diukur pakai penggaris saja," ujarnya.

Setelah mobil muka dua rampung, beberapa bagian mobil ada yang masih tersisa. Waktu itu, Rony berencana ingin membuat sofa dari bangkai mobil.

"Kan ada sisanya bagian belakang. Waktu itu rencana mau dibikin sofa. Kalau bikin roda delapan dengan enam di bagian belakang bagaimana, kemudian kita coba dulu akhirnya bisa. Dananya habis Rp80 juta," kata Rony menjelaskan proses mobil beroda delapan.

Rony berharap bisa mengantongi surat izin jalan agar mobil bisa digunakan layaknya kendaraan konvensional.

"Kalau bisa mobil ini digunakan di jalan raya. Jadi kalau ada pameran tidak perlu lagi sewa towing. Kalau yang muka dua kan harus pakai towing karena enggak boleh di pakai di jalan raya. Harga sewanya kan mahal," katanya. (roell)

Berita Lainnya

Index