BBKSDA dan WWF Tunjukkan Video Harimau Bersama 4 Anaknya Berlokasi di Riau

BBKSDA dan WWF Tunjukkan Video Harimau Bersama 4 Anaknya Berlokasi di Riau

PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan organisasi nirlaba World Wide Fund for Nature (WWF) merilis rekaman seekor harimau sumatera betina dan empat anaknya yang terekam kamera pengintai.

Rekaman video langka keberadaan populasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) tersebut dirilis oleh BBKSDA Riau dan WWF dalam rangka memperingati hari harimau sedunia atau World tigers Day yang jatuh pada setiap 29 Juli.

"Benar, harimau yang terekam itu berada di salah satu wilayah konservasi kita di Riau," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru dilansir dari antarariau.com, Minggu (29/7/2018).

Namun, ia tidak menyebutkan lokasi persis rekaman video tersebut dengan alasan keselamatan si raja rimba itu dari para pemburu.

Dalam rekaman video itu, terlihat seekor harimau betina dewasa bersama keempat anaknya mondar-mandir di kawasan hutan. Dalam video itu juga terlihat anak-anak harimau sedang bermain satu sama lain.

Selain satu harimau betina dewasa dan empat anaknya, terlihat pula seekor harimau jantan dewasa yang berada tidak jauh dari mereka.

Video berdurasi tiga menit itu menjadi petanda baik akan perkembang biakan satwa dilindungi tersebut di provinsi Riau.

"Ini kabar baik bahwa ada perkembang biakan yang baik. Karena kita juga punya target untuk meningkatkan populasi harimau diantara 25 satwa terancam punah lainnya hingga 10 persen," jelasnya.

Dia berharap perkembangan populasi satwa dilindungi, terutama harimau dapat terjaga dengan baik. Tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga seluruh pihak baik masyarakat hingga swasta.

"Tentu harapannya generasi muda kita nanti masih bisa melihat harimau, tidak hanya tinggal dongeng," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Sumatera dan Wildlife WWF Indonesia, Suhandri mengatakan keberadaan video tersebut menjadi bukti bahwa perkembangan harimau di wilayah Sumatera tengah terjadi dengan baik.

Menurut dia, perdagangan ilegal organ harimau masih menjadi ancaman terbesar bagi kelestarian si kucing belang tersebut. "Rantai perdagangan yang panjang harus dapat diungkap. Hukum harus dapat ditegakkan, dan kejahatan terhadap satwa liar yang berkaitan dengan korupsi harus dihentikan," tuturnya.
 

Berita Lainnya

Index