Pengurus PWI Inhu Audiensi Dengan Management Pertamina EP Lirik

Pengurus PWI Inhu Audiensi Dengan Management Pertamina EP Lirik
Audinesi delegasi PWI Inhu yang di pimpin langsung ketua PWI Inhu Efril Reza ke Pertamina EP Lirik yang disambut hangat Legal dan Relations Assisten Manajer Pertamina EP Lirik Fikri Fardhian yang sudah 8 bulan bertugas di Pertamina EP Lirik
INHU - Meski harga minyak dunia tahun 2016 anjlok mencapai 26 dolar per-barel, tahun 2017 merangkak naik dan tahun 2018 mencapai 65 dolar per-barel. Pertamina EP Lirik bisa mempertahankan dan mencapai target rata-rata produksi.
 
Seperti yang disampaikan Legal dan Relationt Asisten Manajer Pertamina EP Lirik, Fikri Fardhian saat audiensi dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Inhu Rabu (28/2/2017) menjelaskan, kalau ada dua kegiatan yang dilakukan Pertamina EP Lirik dalam menjalankan bisnisnya sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) dengan pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus-Minyak dan Gas (SKK-Migas).
 
"Dua kegiatan kita adalah Eksploitasi dan Produksi, tahun 2018 kegiatan Eksploitasi tidak sedang dilakukan namun hanya kegiatan Produksi saja, dengan pola memanfaatkan sumur-sumur tua yang sudah ada," kata Fikri yang saat itu didampingi Bagian Publik Affair PHE Kampar Pertamina EP Lirik Ahmad Darwis menyambut baik silaturahmi PWI Inhu.
 
Dalam melakukan produksi atas sumur-sumur tua yang masih ada kandungan minyaknya, Pertamina EP Lirik yang jumlahnya tersebut mencapai 111 sumur sebagian besar tersebar di Kabupaten Indragiri hulu (Inhu) dan ada juga terdapat di Kabupaten Pelalawan, pengelolaan sumur tua dilakukan dengan sistim rivarasi (pindah lapisan,red) atau membuka lapisan bawah pada sumur yang sama, namun jika sumur dilapisan tertentu tidak potensial lagi maka, dilakukan penutupan.
 
Kemudian sudah ada penemuan juga pengelolaan produksi sumur dilakukan dengan sistim stimulasi atau melakukan rangsangan. 
 
"Tahun 2017 target produksi tercapai secara komulatiif yaitu 109 persen, tahun 2018 target produksi 1.891 barel per-hari beda tipis dengan tahun 2017 yang hanya 1.870 barel per-hari," terang Fikri yang pernah kerja di Pertamina EP Cirebon di bagian Analis LR.
 
Lebih jauh dijelaskannya, produksi minyak di Indonesia tidak sebanding dengan kebutuhan, jika kebutuhan minyak Indonesia mencapai 1000 barel per-hari, maka minyak yang dihasilkan di dalam negeri hanya 800 barel per-hari.
 
"Pengaruh minyak dunia mempengaruhi juga pendapatan bagi hasil daerah dengan pusat dalam bentuk kegiatan pembangunan, ada kepala daerah di Indonesia saat harga minyak dunia mencapai 30 dolar per-barel maka daerah yang wilayah kerja EP minta dilakukan hold penundaan produksi secara sementara, itu tentu saja tak bisa, Pertamina kerja sesuai dengan kontrak," jelasnya.
 
Sementara itu, Ketua PWI Inhu, Efril Reza mengucapkan terimakasih atas sambutan pihak pertamina EP Lirik atas kedatangan wartawan PWI Inhu, berbagai informasi soal Eksploitasi dan Produksi minyak yang di dapatkan oleh wartawan PWI Inhu adalah sebagai bahan informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. 
 
"Wartawan memiliki berbagai latar disiplin ilmu, jadi banyak istilah perminyakan yang menimbulkan pertanyaan berulang-ulang, namun itu penguatan informasi yang dijadikan berita oleh wartawan," ujar Efril.
 
Pria yang dikenal tegas ini juga mengepresiasi atas penawaran berbagai kegiatan kerja sama Pertamina EP Lirik dengan PWI Inhu, salah satunya adalah mengikut sertakan wartawan anggota PWI Inhu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik tentang perminyakan. 
 
"Nanti wartawan PWI Inhu yang berkopetensi kita cabut undian, yang terpilih akan kita utus mengikuti pelatihan jurnalistik soal perminyakan yang dibuat oleh Pertamina di Pangkal Pinang, Bangka Belitung," pungkas Efril. (rls)

Berita Lainnya

Index