RENGAT - Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau mencatatkan sejarah dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dalam kategori makanan kue Bolu Berendam terbanyak di Indonesia dengan jumlah fantastis mencapai 100.000 kue.
Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Wakil Direktur MURI, Osmar Semesta Susilo kepada Bupati Inhu H. Yopi Arianto SE pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke 47 tingkat Kabupaten Inhu di Desa Kampung Pulau, Kecamatan Rengat, Jum'at (13/10/2017) malam.
Penyerahan piagam tersebut disaksikan Forkopimda Inhu, para Pejabat dilingkungan Pemkab Inhu, tokoh masyarakat Inhu yang tinggal di Jakarta, tokoh masyarakat Inhu, tokoh agama, para ormas, dan ribuan masyarakat Inhu.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur MURI, Osmar Semesta Susilo menyampaikan bahwa bolu berendam ini merupakan sajian makanan bolu terbanyak dan merupakan pertama kalinya di Indonesia.
"Rekor ini sangatlah mengbanggakan, karena kami sendiri melihat bagaimana susahnya membuat kue bolu berendam ini, dan untuk mengumpulkan 100.000 kue ini juga tidaklah gampang," ujarnya.
Kemudian, atas nama Wakil Direktur Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), Osmar Semesta Susilo mengesahkan rekor kue bolu berendam terbanyak di Kabupaten Inhu sebagai rekor MURI dengan nomor 8.143.
Sementara itu Bupati Inhu, H. Yopi Arianto SE mengatakan bahwa rekor MURI kategori makanan kue tradisional masyarakat melayu Indragiri Hulu bolu berendam ini baru pertama kalinya di Inhu, bahkan di Indonesia. Hal ini tentunya bertujuan untuk melestarikan makanan khas Inhu yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun.
Kue bolu berendam disiapkan dengan memanfaatkan para masyarakat lokal untuk bersama-sama membuatnya, khususnya Desa Kampung Pulau tempat dimana kue bolu berendam ini berasal.
Melalui kegiatan pemecahan rekor MURI ini, Bupati termuda di Riau ini berharap akan semakin banyak masyarakat mengenal Bolu Berendam sebagai makanan khas Inhu. Apalagi saat ini makanan yang biasa disajikan dalam pesta pernikahan ini juga masuk dalam kategori makanan khas tardisional Indonesia dalam ajang Anugrah Pesona Indonesia (API) tahun 2017. (fer)
