Akibat Abrasi Sungai Indragiri

Jalan Desa Pulau Jumat Nyaris Putus

Jalan Desa Pulau Jumat Nyaris Putus
Jalan Desa Pulau Jumat Kecamatan Kuala Cenaku hingga sekarang belum diperbaiki, padahal jalan itu nyaris putus akibat abrasi sungai Indragiri sekarang kondisinya semakin parah

RENGAT – Akibat abrasi atau pengikisan pinggiran sungai Indragiri, lebih separuh badan jalan Desa Pulau Jumat Kecamatan Kuala Cenaku telah amblas kedalam sungai dan sekarang ini jalan terancam putus karena abrasi terus terjadi, sebab sampai sekarang jalan itu tak kunjung diperbaiki.

“Jalan itu amblas sekitar 6 atau 7 tahun lalu, ketika itu debit air sungai Indragiri bertambah karena musim  hujan,” Imel (37) , warga Desa Pulau Jumat ketika ditemui dikediamannya, Selasa (19/9/2017).

Lebih jelas dikatakan, kondisi kerusakan akibat abrasi tersebut cukup memprihaitnkan, sebab sebagian badan jalan telah amblas kedalam sungai, sehingga jalan yang tersisa hanya sekitar 1 meter saja, itupun jika ada kendaraan roda empat yang lewat, maka harus turun kebahu jalan dan perkarangan rumah warga disekitar lokasi jalan yang amblas.

Diperkirakan, panjang badan jalan yang sudah amblas kesungai mencapai sekitar 25-30 meter dengan lebar rata-rata 3-4 meter, akibatnya, lebih dari separuh badan jalan dilokasi tersebut telah ambruk.

Disebutkannya, jalan Desa Pulau Jumat merupakan satu-satunya sarana perhubung darat antara Desa Pulau Jumat serta sejumlah dusun lainnya dengan ibu kota Kecamatan Kuala Cenaku atau jalan raya Rengat – Tembilahan, jalan yang memiliki panjang lebih kurang 5 Km itu, selain terancam putus, juga mengalami kerusakan parah, meski belum lama diaspal, namun lobang-lobang besar bisa ditemukan sepanjang jalan.

Padahal, jalan itu sangat dibutuhkan masyarakat Pulau Jumat dan sekitar untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya memasarkan hasil pertanian dan perkebunan yang menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat Pulau Jumat.

Hal serupa juga dikeluhkan warga lain Atan (48), sejak jalan mulai putus, dia dan petani lainnya kesulitan untuk memasarkan padi hasil penen, sebab sebelum jalan putus, truk atau kendaraan roda empat lainnya bisa masuk ke Desa Pulau Jumat, tapi sejak jalan putus, kendaraan roda empat atau lebih tidak bisa masuk, akibatnya, terpaksa masyarakat mengangkut hasil penan padi atau palawija menggunakan sepeda motor dan harus bolak balik karena kemampuan sepeda motor terbatas (RB/Ril) 

Berita Lainnya

Index