Pelatihan Teknis DI Batam, Lapas Pasir Pengaraian Raih Predikat Terbaik II

Pelatihan Teknis DI Batam, Lapas Pasir Pengaraian Raih Predikat Terbaik II

ROHUL - Sebanyak 40 orang pegawai Lembaga Pemasyarakatan dari 40 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 9 provinsi mengikuti latihan teknis pemasyarakatan, latihan kerja, dan kegiatan kerja produksi angkatan II tahun anggaran 2024.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kepri ini berlangsung di Kota Batam dari tanggal 13 hingga 22 Mei 2024. Salah satu provinsi yang berpartisipasi adalah Riau, yang mengirimkan tujuh orang peserta dari tujuh UPT, termasuk dari Lapas Kelas IIB Pasir Pengaraian, Rokan Hulu (Rohul).

Kalapas Kelas IIB Pasir Pengaraian, Bahtiar Sitepu, menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari di lapas.

"Praktik kerja lapangan (PKL) menjadi bagian penting dalam pelatihan ini," kata Bahtiar pada Kamis (23/5/2024).

Bahtiar menambahkan bahwa pelatihan ini berlangsung dari tanggal 13 sampai 22 Mei 2024.

"Dalam kegiatan ini, dilatih mulai dari praktik kerja lapangan, latihan kerja, dan kegiatan kerja produksi," jelasnya.

Pelatihan ini mengajak peserta untuk terjun langsung dalam berbagai aspek operasional Lapas, termasuk pengawasan keamanan, manajemen narapidana, serta pelaksanaan program rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

"Dari Lapas Pasir Pengaraian, kami mengirimkan Kasubsi Kegiatan Kerja, Andi Sarhairi. Dan Alhamdulillah, Lapas Kelas IIB Pasir Pengaraian menjadi peserta terbaik kedua dari 40 peserta yang berasal dari 9 Provinsi," terang Bahtiar dengan bangga.

Bahtiar berharap, pengalaman dan ilmu yang didapat oleh para peserta dapat diterapkan di Lapas Pasir Pengaraian.

"Pelatihan teknis pemasyarakatan latihan kerja dan kegiatan kerja produksi ini diharapkan dapat membuat pegawai lebih kompeten dan siap dalam menjalankan tugasnya, serta mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada warga binaan," harapnya.

Pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh para peserta, yang mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berdiskusi dengan para ahli dan praktisi berpengalaman. Salah satu fokus utama pelatihan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional di lapas, termasuk dalam hal pengelolaan narapidana dan pengembangan program-program rehabilitasi.

Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep modern dalam pengelolaan lapas, seperti penggunaan teknologi untuk pengawasan dan manajemen, serta pendekatan humanis dalam perlakuan terhadap narapidana. Peserta juga mendapatkan materi tentang pengembangan keterampilan kerja bagi narapidana, yang bertujuan untuk membantu mereka agar lebih siap kembali ke masyarakat setelah menyelesaikan masa hukuman.

Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai instansi dan pemangku kepentingan dalam upaya menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih baik. Para peserta diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai tantangan yang dihadapi di lapas masing-masing, serta mencari solusi bersama untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat membawa perubahan positif di lapas tempat mereka bertugas. Bahtiar menekankan bahwa peningkatan kompetensi pegawai lapas merupakan salah satu kunci utama dalam menciptakan sistem pemasyarakatan yang efektif dan humanis.

"Kami berharap, melalui pelatihan ini, para pegawai lapas dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada warga binaan," tutup Bahtiar.

Pelatihan ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan dan kerjasama antar pegawai lapas dari berbagai provinsi. Para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, tetapi juga membangun jaringan yang kuat dengan rekan-rekan mereka dari seluruh Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mempermudah koordinasi dan kerjasama di masa depan, khususnya dalam upaya peningkatan sistem pemasyarakatan di Indonesia.

Keberhasilan Lapas Kelas IIB Pasir Pengaraian meraih predikat peserta terbaik II (dua) menjadi bukti bahwa pelatihan ini memberikan manfaat nyata bagi para peserta. Bahtiar berharap, prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai lapas untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan mereka.

"Kami sangat bangga dengan prestasi ini dan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Lapas Pasir Pengaraian," pungkasnya.***

Berita Lainnya

Index