Benarkah Bung Karno Ingin Ibu Kota Pindah ke Palangka Raya?

Benarkah Bung Karno Ingin Ibu Kota Pindah ke Palangka Raya?
Kota Jakarta dipotret malam hari (Dery Ridwansyah/Jawa Pos)
weRiau.com - Sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal angkat bicara terkait wacana pemindahan ibu kota ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
 
Menurut Rizal, konsep pemindahan ibu kota merupakan wacana yang berulang. Rencana itu dikaitkan dengan keinginan Presiden Soekarno dulu yang ingin memindahkan ibu kota ke Palangka Raya. Akan tetapi, benarkah itu keinginan Bung Karno?
 
"Bukan dilakukan sekali dua kali, tetapi berkali-kali dan berakhir pada batas wacana. Hari ini diskusi kembali naik. Dan dikaitkan dengan Bung Karno. Mungkin karena pemerintah sekarang identifikasi diri dengan Bung Karno kalau kita bicara apakah Bung Karno menginginkan pindah ibu kota menjadi pertanyaan menarik," jelas Rizal kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (8/7).
 
Menurut Rizal, saat itu Bung Karno sepertinya tidak pernah menggagas pindah ibu kota. Jika pun pernah menggagas itu adalah dalam konteks bukan memindahkan ibu kotanya, akan tetapi membagi beban ibu kota ke tempat lain. Tetapi wajah asli Indonesia tetap ada di Jakarta.
 
"Bung Karno membayangkan Palangka Raya itu salinan dari wajah muka Indonesia. Jadi kita harus bikin Jakarta di tempat lain sesuai dengan identitas masing-masing tempat di mana itu mewakili wajah Indonesia ya berbeda-beda yang Bhinneka," paparnya.
 
Kesibukan Kota Jakarta di siang hari (Dery Ridwansyah/ Jawa Pos)
Rizal menambahkan Jakarta adalah simbol nasionalisme dan politik dari Indonesia. Sebab Indonesia lahir di Jakarta, nasionalisme lahir di Jakarta, dan proklamasi dilakukan di Jakarta.
 
Sehingga, Bung Karno menganggap Jakarta sebagai kota perjuangan kancah nasionalisme Indonesia. Jadi peran simbolik Jakarta harus menampakkan wajah nasionalisme Indonesia.
 
Sebab menurutnya, sejak awal Bung Karno memang menginginkan Jakarta sebagai ibu kota. Buktinya, Bung Karno turun langsung sebagai arsitek membangun Jakarta.
 
"Bung Karno arsitek langsung turun tangan untuk rancang Jakarta arsitektur ruang ibu kota Indonesia. Dia (Bung Karno) sadar mewarisi ibu kota kolonial tapi dirombak, struktur ruangnya diganti. Jadi dia (Bung Karno) bangun poros baru seperti Monas, gedung DPR MPR, patung dirgantara (patung pancoran)," tandasnya. 
 
 
Sumber: jawapos.com

Berita Lainnya

Index