Shalat Lailatul Qadar Apakah Ada? Ini Penjelasannya

Shalat Lailatul Qadar Apakah Ada? Ini Penjelasannya
Ilustrasi sujud dalam sholat

JAKARTA - Amalan khusus shalat Lailatul Qadar kerap beredar terutama saat memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Namun, ternyata, anjuran dari amalan ini masih diperselisihkan kebenarannya.
Dalil pengerjaan shalat Lailatul Qadar tidak ditemukan dalam kitab fiqih atau kitab tasawuf dan hanya merujuk pada riwayat hadits dalam Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir Al-Khubari, pada bab kemuliaan malam lailatul qadar. Mengutip detikSumut, hadits tersebut berbunyi sebagai berikut,

"Siapa yang shalat 2 rakaat ketika Lailatul Qadar dalam setiap rakaat dia membaca Al-Fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad 7 kali, setelah selesai salat dia beristighfar 70 kali, maka selama dia masih di tempat shalatnya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan kedua orang tuanya. Allah akan mengutus malaikat untuk mencatat kebaikannya sampai tahun berikutnya, Allah juga mengutus malaikat untuk menanam pohon miliknya di surga, membangunkan istana, dan mengalirkan sungai untuknya. Dan dia tidak mati sampai melihat itu semua." (Lihat kitab nasihat Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad)

Lembaga Fatawa Syabakah Islamiyah menyatakan, riwayat hadits dalam Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad tersebut termasuk hadis dusta dan menyimpang sehingga tidak boleh untuk diriwayatkan maupun dianggap sebagai hadits nabi.

Meski dikatakan bahwa sholat Lailatul Qadar tak ditemukan pula dalam kitab hadits, Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq menyebutkan, ada hadits yang menjelaskan tentang shalat pada malam Lailatul Qadar ini. Dari Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah Saw  "Siapa yang mengerjakan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad)
 

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tidak ada amalan shalat khusus pada malam Lailatul Qadar. Namun, muslim dapat mengamalkan shalat malam atau qiyamul lail, shalat Isya, hingga shalat Subuh berjamaah.

Mengamalkan shalat qiyamul lail termasuk dalam salah satu amalan malam Lailatul Qadar. Di samping itu, dalam riwayat lain menyebutkan, Rasulullah SAW terbiasa memperpanjang amalan salat malam pada saat memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.

"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari dan Muslim)

Shalat qiyamul lail di bulan Ramadan yang dapat dikerjakan sebagai shalat di malam Lailatul Qadar shalat tarawih, shalat witir, hingga shalat tahajud. Bacaan niat dan tata cara pengerjaannya dilakukan berdasarkan jumlah rakaatnya.

Shalat malam Lailatul Qadar yang dapat dilakukan di antaranya yakni, shalat Isya dan Subuh berjamaah. Keterangan ini bersumber dari Abu Maryam Kautsar Amru dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan.

Ulama besar Imam Syafi'i dalam Latha-if Al-Ma'arif pernah berkata, orang yang menghadiri shalat Isya dan Subuh berjamaah sudah termasuk dalam bagian orang-orang yang menghidupkan malam Lailatul Qadar. Ia berkata,

"Siapa yang menghadiri shalat Isya dan sholat Subuh pada malam Lailatul Qadar maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut."

Pernyataan Imam Syafi'i di atas disandarkan dari sabda Rasulullah SAW yang diceritakan oleh Utsman bin Affan RA. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menghadiri shalat Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh." (HR Muslim dan Tirmidzi)

 

 

 

#Religi

Index

Berita Lainnya

Index