Tradisi Menarik Bubur Asyuro: Tradisi 10 Muharram yang Masih Ada di Kecamatan Kelayang Inhu

Tradisi Menarik Bubur Asyuro: Tradisi 10 Muharram yang Masih Ada di Kecamatan Kelayang Inhu

INHU - Bulan Muharram merupakan bulan yang spesial bagi umat Islam. Bulan ini dirayakan sebagai pergantian tahun bagi umat muslim.

Tak hanya itu, di hari ke-10 bulan Muharram, umat Islam merayakan Hari Asyura. Di hari ke-10 ini, umat Islam mempunyai tuntunan untuk menjalankan puasa sunnah. Namun, hari Asyura juga diperingati dengan cara lain, yang paling terkenal adalah dengan membuat Bubur Asyura.

Meski tradisi memasak Bubur Asyura semakin langka, namun ada satu desa di Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang masih melestarikan tradisi ini. Tepatnya di Desa Pulau Sengkilo, Kecamatan Kelayang dimana warga desa ini masih terus menjaga tradisi ini agar tak hilang. 

Puluhan warga setempat melakukan kegiatan memasak Bubur Asyura di setiap lingkungan masjid dan mushalla yang ada di desa tersebut.

"Kegiatan memasak Bubur Asyura seperti ini selalu kami lakukan setiap tahun", kata salah seorang warga paruh baya desa tersebut mengawali perbincangannya dengan media ini di sebuah Masjid, Kamis (19/8/2021).

Menurutnya, selain untuk memperingati sejumlah peristiwa sejarah kejadian besar bagi ummat muslim yang terjadi pada hari 1 bulan Muharram termasuk sejarah nabi Nuh, kegiatan ini juga sebagai wadah untuk mempererat silaturrahmi antar sesama. Ia berharap kegiatan yang dilakukan dapat membawa berkah bagi seluruh warga desa.

Sementara, Kepala Desa Pulau Sengkilo Jon Hepni, S.IP mengatakan, kegiatan rutin setiap tahun seperti ini sudah menjadi tradisi warga kami, tentunya mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa.

"Rangkaian kegiatan dalam merayakan 10 Muharram merupakan salah satu tradisi yang tetap dijaga dan dilestarikan oleh warga desa kami", ungkap Kades Jon Hepni lagi.

Kegiatan ini katanya, melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan aparat desa. Selain memasak Bubur Asyura yang nantinya dibagikan kepada setiap warga, juga ada pemberian santunan kepada sejumlah anak yatim yang akan dilaksanakan usai bakda ashar. Dan biasanya acara puncak pada malamnya juga diadakan tausiyah di masjid, namun kondisi saat ini Pandemi Covid-19, kegiatan tersebut sengaja kami tiadakan, ujarnya.

Kades Jon Hepni berharap, kegiatan ini membawa berkah bagi seluruh warga desa kami, dan hubungan ukhuwah islamiyah tetap terjalin baik ke depan. (ASH)

Berita Lainnya

Index