Disnakertrans Riau Kunjungi Proyek Pabrik Serat Rayon PT APR

Disnakertrans Riau Kunjungi Proyek Pabrik Serat Rayon PT APR
Kepala Disnakertrans Riau H Rasidin Siregar
weRiau.com-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigtasi (Disnakertrans) Riau melihat secara langsung proyek pembangunan pabrik serat rayon berbadan hukum dengan nama PT Asia Pacific Rayon (PT APR).
 
Menurut Kepala Disnakertrans Riau, Rasidin Siregar SH, kedatangan dilakukan pada Senin (26/2/2018). Dalam kunjungan ini adalah bentuk asistensi dan konsultasi Pemprov Riau kepada perusahaan.
 
"Guna memastikan seluruh persyaratan ketenagakerjaan apakah sudah sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Sekaligus Untuk memastikan informasi yang beredar melalui media sosial, bahwa akan ada sebanyak 1500 tenaga kerja asing masuk,"jelas Rasidin kepada wartawan Rabu (28/2/2018).
 
Dari hasil kunjungan tersebut, jelas Raisidin, pabrik ini dalam tahapan konstruksi, pemasangan mesin-mesin yang jumlahnya memang cukup banyak. 
 
Rasidin juga menjelaskan, pihak perusahaan sudah melaporkan bahwa akan ada TKA yang bekerja. Karena itu sesuai dengan kontrak kerjasama dalam pembelian mesin, pemasangan, start up, hingga beroperasinya perusahaan tersebut. 
 
"Dari hasil kunjungan, khusus pemasangan mesin hingga strat up, memang sudah menjadi tanggungjawab perusahaan yang menyediakan mesin. Yang mana mesin itu dibeli dari Cina. Kontrak kerjanya seperti itu. Tapi untuk mesin sampai start up saja. Selebihnya tenaga kerja lokal dari kita yang bekerja saat pabrik beroperasi," ungkapnya.
 
Namun lanjutnya, kedatangan TKA ini tidak sekaligus datang seperti adanya isu di media sosial. Kedatangan TKA dilakukan secara berkala. Tidak sekaligus. Sesuai dengan kompetensi dimiliki TKA itu. 
 
Artinya, kalau bagiannya itu memasang konstruksi mesin perusahaan penyedianya, ada naker khusus TKA yang bekerja melakukan pemasangannya. Setelah itu mereka pulang dan digantikan untuk yang melakukan pemasangan alat mesin lainnya. Begitu selanjutnya.
 
"Misalnya kalau di negara kita yang pasang baut ya khusus orangnya. Lalu pekerja itu pulang negara asal. Digantikan dengan yang lain. Begitu selanjutnya,"jelas dia.
 
Dikatakan, perusahaan sudah datang melapor mengenai rencana pembangunan pabrik tersebut kepada Disnakertrans Riau. 
 
"Mereka sampaikan bahwa seluruh peralatan dan mesinnya dibawa dari cina, sehinga waktu itu mereka mengatakan untuk pemasangan, semua  tenaga kerjanya dari Cina. Paketnya seperti itu karena kontrak kerjanya seperti itu. Memasang mesin saja dan sebagainya. Untuk memasang mesin saja. Jumlah yang datang maksimal itu 1200 TKA, namun harus dilengkapi dokumen yang ditetapkan negara Indonesia. Sesuai regulasi, kompetensi, dan aturan berlaku. Jadi, tidak sembarangan saja,"paparnya.
 
Di Negara Cina sambungnya, perusahaan itu menyediakan alatnya, sekaligus tenaga kerja, sampai dengan selesai. Kalau sudah selesai, sambung dia, barulah pulang tenaga kerja temporer atau tidak tetap ini. Sesuai dengan perjanjian kerjasama.
 
"Dari data yang kami terima mengenai TKA ini sudah dilaporkan ke Kementerian Tenaga Kerja RI.Boleh saja dilakukan asal sesuai dengan ketentuan berlaku,"sebutnya.
 
Dari Rencana Penggunaan TKA (RPTKA) yang telah disetujui oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Tenaga Kerja total sejumlah sekitar 660 pekerja, dan seiring dengan perkembangan project ini sudah disetujui. 
 
"Kami sudah melakukan pengecekan ke Kementerian Tenaga Kerja RI. Hasilnya 660 TKA sudah disetujui. Sampai saat ini dari hasil kunjungan kita baru ditempatkan 210 orang. Bukan sekaligus. Begitu selesai ya pulang. Sekarang ini pas sedang pasang mesin. Banyak mesinnya. Nah, yang 210 itu kalau tugasnya selesai ya mereka pulang. Diganti lainnya. Setelah semua selesai tenaga kerja kita yang bekerja,"ucapnya.
 
Masih dari informasi hasil kedatangan Disnakertrans, ada juga tiga perusahaan lokal yang bekerja dalam pembangunan pabrik tersebut. Khusus mesin memang dari TKA, tapi itu sesuai kerjasama dan disetujui pemerintah.
 
"Untuk konstruksi mesin hingga star up memang perusahaan tempat membeli mesin menanggung semuanya. Termasuk tenaga kerja  yang datang itu khusus mesin saja. Mesin mereka yang pasang. Garansi kalau rusak mereka tak akan di bayar.Itu perjanjiannya,"ungkapnya.
 
Namun demikian, sebutnya , tentulah Dianakertrans Riau dalam kegiatan nanti akan melakukan pengawasan dilapangan. Berlaku untuk seluruh perusahaan yang ada (rls)

Berita Lainnya

Index