Literasi Digital di Indragiri Hilir: Menjaga Keamanan Digital Anak-anak

Jumat, 06 Agustus 2021 | 13:55:08 WIB

INDRAGIRI HILIR - Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital, maka Kementerian Komunikasi dan Informatika selain meningkatkan infrastruktur digital, juga melakukan program pengembangan sumber daya manusia talenta digital. 

Kemkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. 

Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Internet saat ini sudah semakin masif dan pentingnya peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan internet yang benar melalui implementasi program literasi digital di daerah. 

Berkenaan dengan hal tersebut, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

4 pilar digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Etika Digital dan Budaya Digital dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Pada, Kamis 5 Agustus 2021 pukul 13.30 WIB, acara Webinar digelar di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

GRACE AMIN (Psychologist and Lecturer at President University), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Grace memaparkan tema “POSITIF, KREATIF, DAN AMAN DI DUNIA DIGITAL”. 

Dalam pemaparannya, Grace menjelaskan positif di internet, dengan cara mengikuti akun yang baik, sebarkan konten positif, berikan apresiasi untuk hal-hal baik, berkomunikasi digital yang baik, serta berkomentar yang baik. Kreatif di internet, antara lain melatif kreatifitas, pikiran terbuka, mampu menyelesaikan masalah, komunikasi, berpikir analistis, dan berpikiri perencanaan. 

Kecakapan digital merupakan mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang didapatkan. Penting untuk memastikan kemampuan bertahan di dunia modern dengan teknologi yang berkembang dengan begitu cepat.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh ERSAN SURIA PRANOTO BA HONS., M.Sc (Dosen Perhotelan Trisakti, Binus University, dan AKPAR). Ersan mengangkat tema “PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN KEAMANAN INTERNET UNTUK ANAK”. 

Ersan membahas menjelaskan manfaat internet meliputi, sarana mencari informasi, sarana mempermudah mencari referensi, sebagai sarana pembelajaran, menyediakan fasilitas multimedia, mendorong kreativitas dan kemandirian, sarana pendidikan jarak jauh, serta sarana penyimpanan informasi. 

Bahaya internet meliputi, cyber bullying, cyber stalking, phishing, cyber gambling, dan cyber fraud. Peran orang tua tentang keamanan internet untuk anak dengan membangun komunikasi yang baik, memberikan kepercayaan, mengedukasi anak tentang manfaat dan bahaya internet, serta kontrol aktivitas anak saat mengakses internet.

Ada beberapa sikap anak yang perlu orang tua perhatikan saat anak berinternet antara lain, menerima pesan yang tidak biasa, menutup layar monitor dengan cepat, mengakses internet saat larut malam, mengubah password dan tidak mau memberitahukannya pada orang tua, memisahkan diri dari keluarga dan teman, serta orang tua menemukan gambar atau file tidak senonoh di komputer. 

Jika mendapati anak mengakses konten negatif, yang harus orang tua lakukan ialah, menangkap perasaan anak, cek pemahaman, lakukan debrief, serta persepsi yang tepat. Bagi orang tua yang mengizinkan anak untuk mengakses internet, mulai untuk mendiskusikan pada anak mengenai kebutuhannya, resikonya, dan tanggung jawabnya.

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh BUDI ANRY HARAHAP (Guru SMK Negeri 1 Tambilahan). Budi memberikan materi dengan tema “MENGENALKAN BUDAYA INDONESIA MELALUI LITERASI DIGITAL”. Budi menjelaskan cara meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya melalui literasi digital berupa, membuat konten digital berupa gambar, tulisan, atau video, seseorang dapat menggunakan aplikasi seperti canva untuk mendesain dan mengedit sehingga dapat membuat konten di instagram. 

Membuat blog, seseorang dapat menulis tentang budaya di daerahnya melaui blogger, wordoress, dan kompasiana. Serta, membuat karya ilmiah, hal ini berlaku bagi seseorang yang ingin menyelesaikan tugas akhir kuliah, bisa mengangkat isu budaya di daerahnya dan ikut kompetisi karya ilmiah.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh FELCI TRIA SAUHANA, M.Pd (Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Indragiri). Felci mengangkat tema “DIGITAL LITERACY FOR PARENTS: SUITABLE AND SAFE INTERNET FOR MINORS AND TEENS”. 

Felci menjelaskan menjelaskan karakteristik generasi digital meliputi digital immigrant dan digital native. Digital immigrant, merupakan generasi yang mengenal internet seletah meraka dewasa. Sedangkan, digital native, merupakan generasi yang lahir pada zaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. 

Kekuatan digital pada anak laksana pisau bermata dua, karena terdapat dampak positif dan negatif pada media sosial. Dampak positif media sosial meliputi kemudahan memperoleh data dan informasi terbaru serta sebagai sarana meningkatkan kreatifitas dengan membuat sesuatu yang bermanfaat. Dampak negatif pada media sosial yaitu, dapat menyebabkan kecanduan atau adiksi serta dapat melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Tantangan orang tua di era digital ialah orang tua yang gagap tekonologi dan orang tua tidak tahu harus bagaimana. Pola pengasuhan digital orang tua yang baik dengan cara, perkuat komunikasi dengan anak, bekali diri, terus belajar, gunakan aplikasi parental control, buat aturan bersama, jadi teman dan pengikut anak di media sosial, bermain bersama anak di media sosial, serta menjadi teladan digital bagi anak.

Webinar diakhiri, oleh BELLA SUGITA (Influencer dengan Followers 18,4 Ribu). 

Bella menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa positif di internet, dengan cara mengikuti akun yang baik, sebarkan konten positif, berikan apresiasi untuk hal-hal baik, berkomunikasi digital yang baik, serta berkomentar yang baik. 

Peran orang tua tentang keamanan internet untuk anak dengan membangun komunikasi yang baik, memberikan kepercayaan, mengedukasi anak tentang manfaat dan bahaya internet, serta kontrol aktivitas anak saat mengakses internet.

Cara meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya melalui literasi digital berupa, membuat konten digital berupa gambar, tulisan, atau video, seseorang dapat menggunakan aplikasi seperti canva untuk mendesain dan mengedit sehingga dapat membuat konten di instagram. 

Pola pengasuhan digital orang tua yang baik dengan cara, perkuat komunikasi dengan anak, bekali diri, terus belajar, gunakan aplikasi parental control, buat aturan bersama, jadi teman dan pengikut anak di media sosial, bermain bersama anak di media sosial, serta menjadi teladan digital bagi anak. (rilis)

Terkini